>

Monday, June 24, 2013

5 Mitos yang Keliru Tentang Gairah Bercinta Wanita

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook

Jakarta, Bagi laki-laki, perempuan memang sulit dipahami, begitu pula sebaliknya. Tapi terkadang perempuan sendiri juga tidak memahami dirinya atau perempuan lain. Memang, ada banyak hal tentang perempuan yang masih menjadi misteri, apalagi seksualitasnya.

Akhirnya, muncul berbagai macam mitos yang kurang pas tentang gairah seksual perempuan. Sebagian besar dibentuk karena interaksi budaya yang telah mengikat masyarakat. Padahal sebenarnya, gairah seksual perempuan jauh lebih rumit.

Daniel Bergner, penulis buku 'What Do Women Want: Adventures in the Science of Female Desire' menyoroti penelitian baru yang menantang keyakinan umum mengenai hal ini. Seperti dilansir Women's Health, Senin (24/6/2013), beberapa mitos yang salah tersebut antara lain:

1. Perempuan mudah menerima monogami
Psikologi evolusi menjelaskan bahwa laki-laki diprogram untuk menyebarkan benihnya, sementara perempuan diprogram untuk mencari pasangan yang bisa mendukung. Tapi penelitian baru yang dilakukan Meredith Chivers, PhD, asisten profesor di Queens University di Kanada, menunjukkan bahwa libido perempuan jauh lebih kompleks dari yang kita duga.

Dalam sebuah survei, Chivers menemukan bahwa gairah perempuan menurun jauh lebih cepat daripada laki-laki setelah hidup bersama selama beberapa tahun. Jika perempuan diciptakan untuk monogami, harusnya gairahnya akan tetap stabil atau malah meningkat. Namun kenyataannya justru sebaliknya.

2. Perempuan tak memandang penampilan untuk masalah seks
Laki-laki adalah makhluk visual, artinya lebih mudah tergoda melihat penampilan yang cantik. Tapi penelitian baru menunjukkan bahwa perempuan juga sama seperti laki-laki. Sebuah laporan dari perusahaan survei, Neilson, menemukan bahwa 1 dari 3 penonton pornografi adalah perempuan.

3. Perempuan perlu ikatan emosional agar mau bercinta
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa perempuan membutuhkan keintiman emosional untuk memunculkan gairah. Dalam suatu penelitian populer, seorang perempuan dan seorang laki-laki bertanya kepada 200 orang lawan jenis apakah mereka mau berkencan atau tidur dengannya. Untuk masalah kencan, jumlah laki-laki dan perempuan yang bersedia sama. Tetapi untuk masalah seks, hampir 75 persen laki-laki bersedia dan tidak ada seorang perempuan pun menyanggupi.

Tapi dalam sebuah penelitian baru, laki-laki dan perempuan diminta membayangkan situasi di mana ada selebriti yang berwajah menarik mengajaknya menghabiskan malam. Ternyata perempuan dan laki-laki sama-sama menyanggupi keinginan untuk bercinta. Bahkan sebuah penelitian mencoba memberikan gambaran di mana seorang perempuan diajak bercinta oleh orang tak dikenal atau seorang teman yang dipercaya.

Walau mengaku lebih terangsang oleh situasi bersama teman, pemeriksaan aliran darah ke kelamin menunjukkan bahwa perempuan jauh lebih terangsang oleh orang asing. Intinya, keintiman emosional memang bagus untuk pengantar bercinta, tapi tidak dapat digeneralisasi untuk semua perempuan.

4. Perempuan pantang memulai seks
Laki-laki memiliki stereotip bahwa pihaknyalah yang lebih dulu memulai dan aktif mengajak bercinta. Namun Bergner berbincang dengan ahli primata yang mengatakan bahwa monyet betina jauh lebih agresif secara seksual dibandingkan pejantan, begitu pula pada tikus.

Akhirnya Berger berasumsi bahwa pada dasarnya perempuan juga memiliki minat untuk memulai seks, hanya saja terbentur dengan norma budaya. Misalnya sebuah percobaan dalam kencan kilat, di mana perempuan bertugas mencari pasangan laki-laki yang duduk di kursi. Ternyata gairah seksual perempuan juga meningkat.

5. Hormon mempengaruhi keinginan seksual
Hormon estrogen dan testoteron diyakini mempengaruhi libido, tapi ada banyak hal lain yang sebenarnya ikut menentukan. Bahan kimia otak ikut bekerja agar perempuan bisa memiliki keinginan bercinta yang besar. Bahan kimia tersebut adalah dopamin yang mempengaruhi sistem imbalan, juga serotonin yang mempengaruhi suasana hati, dan norepinefrin yang mempengaruhi gairah.

(pah/vit)

24 Jun, 2013


-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656114/s/2db5f745/l/0Lhealth0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A60C240C1834460C22828910C1390A0C50Emitos0Eyang0Ekeliru0Etentang0Egairah0Ebercinta0Ewanita/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Berita Kesehatan Terkini - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz