>

Monday, June 24, 2013

Kasus ISPA Akibat Kabut Asap Riau Meningkat, Tapi Masih Terkendali

Thank you for using rssforward.com! This service has been made possible by all our customers. In order to provide a sustainable, best of the breed RSS to Email experience, we've chosen to keep this as a paid subscription service. If you are satisfied with your free trial, please sign-up today. Subscriptions without a plan would soon be removed. Thank you!

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook

Jakarta, Kabut asap akibat kebakaran lahan yang sejak beberapa hari lalu menyelimuti Riau dan sekitarnya membuat kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) meningkat. Meski demikian secara umum kasus ini masih terkendali.

"Sejauh ini di sana sini memang ada peningkatan kasus ISPA, tapi belum ada masalah yang sangat berarti," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Prof Tjandra Yoga Aditama kepada detikhealth.

Hal itu disampaikan dia usai memberikan sambutan dalam peluncuran buku 'Peta Jalan Pengendalian Produk Tembakau di Indonesia' di Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2013). Sayang Prof Yoga tak menyebut angka peningkatan kasus ini.

Kemenkes pun tetap memeriksa kadar polutan untuk mengetahui kondisi di wilayah tersebut. "ISPU atau Indeks Standar Pencemaran Udara atau PSi, itu kita pantau secara berkala dari waktu ke waktu," ujar Prof Tjandra.

Kemenkes pun tengah berupaya untuk mengatasi bahaya yang mengancam masyarakat akibat kabut asap ini. Salah satunya jika pemerintah daerah membutuhkan bantuan masker atau tenaga medis, maka Kemenkes siap mengirimkan bantuan. Pihak pemerintah pusat juga sudah mengerahkan tim untuk melakukan berbagai tindakan untuk menangani masalah kesehatan yang dialamai warga.

Tapi yang paling penting, menurut Prof Tjandra, ialah memberi penyuluhan kepada masyarakat baik dari sisi hulu yaitu untuk tidak membakar hutan. Kemudian dari sisi hilir adalah agar masyarakat tetap menjaga kesehatan.

"Perilaku hidup bersih dan sehat tetap harus dilakukan dalam keadaan teman-teman yang kena kabut asap," imbuhnya.

Prof Tjandra menyebutkan bahwa secara umum, kabut asap dapat mengganggu kesehatan semua orang, baik yang dalam kondisi sehat maupun sakit. Ada beberapa macam gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat terpapar kabut asap, yaitu:
1. Menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
2. Memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik, PPOK dll.
3. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
4. Mereka yang berusia lanjut dan anak-anak, juga mereka yang punya penyakit kronik dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih rentan mendapat gangguan kesehatan
5. Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
6. Secara umum, maka berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
7. Bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.
8. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, utamanya karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh, pola bakteri atau virus penyebab penyakit dan buruknya lingkungan.

Untuk melindungi diri dari dari risiko gangguan kesehatan akibat kabut asap, prof Tjandra menganjurkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Sedapat mungkin hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah atau gedung, terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan.
2. Jika terpaksa pergi ke luar rumah atau gedung maka sebaiknya menggunakan masker.
3. Minum air putih lebih banyak dan lebih sering.
4. Bagi yang telah mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya, mintalah nasehat kepada dokter untuk perlindungan tambahan sesuai kondisi. Segera berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain.
5. Selalu lakukan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), seperti makan bergizi, jangan merokok, istirahat yang cukup.
6. Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah atau sekolah atau kantor dan ruang tertutup lainnya.
7. Penampungan air minum dan makanan harus terlindung baik.
8. Buah-buahan dicuci sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman yang dimasak perlu di masak dengan baik.

(vit/vit)

24 Jun, 2013


-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656114/s/2db5f748/l/0Lhealth0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A60C240C1727540C22827910C7630Ckasus0Eispa0Eakibat0Ekabut0Easap0Eriau0Emeningkat0Etapi0Emasih0Eterkendali/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Berita Kesehatan Terkini - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz