>

Monday, June 17, 2013

Ayah Gemuk Cenderung Punya Anak-anak yang Gemuk Juga

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook

Ohio , Anak kecil dengan tubuh montok memang menggemaskan. Tapi hati-hati jangan sampai kebablasan memiliki berat badan berlebihan saat sudah dewasa, karena memicu munculnya berbagai penyakit. Bukan hanya karena pola makan, badan gemuk pada anak-anak juga dipengaruhi oleh badan sang ayah yang juga gemuk.

Tren ayah berbadan gemuk cenderung punya anak gemuk dilihat para ilmuwan dari tikus-tikus percobaan. Mereka yakin efek yang sama terjadi pada manusia, sehingga dilakukan investigasi proses biologi. Demikian dikutip dari AFP, Senin (17/6/2013).

Penelitian menunjukkan adanya gen bawaan yang turut mempercepat atau memperlambat metabolisme. Nah, tikus yang berasal dari ayah yang gemuk, berat badannya bertambah cukup signifikan sejak usia 6 pekan meskipun diberi makan makanan yang rendah lemak dan sehat.

Dari penelitian diketahui pula bahwa tikus jantan memiliki pola komposisi lemak yang berbeda. Komposisi lemak yang berbeda ini bisa mempengaruhi kerentanan penyakit, meskipun tikus tersebut memiliki ayah dengan berat badan normal.

"Kami telah mengidentifikasi sejumlah sifat yang dapat mempengaruhi metabolisme dan perilaku yang tergantung pada makanan yang dimakan sebelum tikus menjadi ayah (diet prakonsepsi)," kata pemimpin studi, Dr Felicia Nowak, dari Ohio University, Amerika Serikat.

Dalam penelitian tersebut, hanya ayah tikus yang diberi makanan tinggi lemak. Sedangkan ibu tikus diberi makanan rendah lemak sehingga tidak mengalami kelebihan berat badan.

Penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya. Di mana penelitian sebelumnya lebih fokus pada ibu sebagai pihak yang paling mempengaruhi obesitas pada anak.

Yang mengejutkan, di usia tertentu para tikus jantan yang gemuk ini lebih aktif secara fisik. Pada usia 6 pekan, tikus jantan melakukan lebih banyak lari. Padahal kegiatan ini dilakukan tikus-tikus betina yang merupakan saudari mereka sendiri di usia 6 bulan.

Peneliti percaya perilaku ini kemungkinan dilakukan sebagai upaya untuk membakar lemak berlebih guna mengurangi risiko penyakit diabetes dan penyakit jantung.

Keterkaitan berat badan berlebih ayah pada anaknya juga pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut menyebut obesitas pada ayah bisa meningkatkan risiko si bayi terkena kanker di kemudian hari. Penyebabnya ada pada DNA ayah yang menurun ke bayi.

Penelitian yang diterbitkan Britis Medical Journal ini menganalisis sel-sel janin dari darah tali pusarnya. Hasilnya menemukan bahwa bayi yang lahir dari ayah obesitas mengalami penurunan jumlah metilasi DNA Insulin-like Growth Factor 2 (IGF2) dalam selnya.

IGF2 merupakan faktor pertumbuhan yang penting selama perkembangan janin. Adanya pertumbuhan yang tidak normal pada gen ini telah diketahui berkaitan dengan peningkatan risiko kanker.

(vit/up)

17 Jun, 2013


-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656114/s/2d61aab3/l/0Lhealth0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A60C170C140A6160C22755860C7630Cayah0Egemuk0Ecenderung0Epunya0Eanak0Eanak0Eyang0Egemuk0Ejuga/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Berita Kesehatan Terkini - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz