>

Monday, June 17, 2013

Beda Iklim, Ini Risiko Gangguan Kesehatan Jemaah Haji di Tanah Suci

Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook

Jakarta, Iklim di Tanah Suci tentu berbeda dengan Indonesia. Makkah yang terletak di Arab Saudi dikenal bersuhu panas dengan kelembaban udara yang sangat rendah (12-16 persen). Itu makanya risiko dehidrasi mengintai jemaah haji dari Indonesia yang pergi tanpa persiapan matang.

Kepala Bidang Peningkatan Kesehatan dan Pengendalian Faktor Risiko Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, dr. H. Tjetjep Ali Akbar menyebut risiko ibadah haji lebih besar dibandingkan umroh. Terutama saat jemaah akan berpindah lokasi ibadah, mereka rentan terkena dehidrasi.

"Apalagi di sana (Arab Saudi) saat musim haji suhu bisa mencapai 55 derajat, rasanya seperti ada di atas kompor gas, mata terasa perih," kata dr. Tjetjep dalam acara Pocari Sweat Seminar Haji 2013 dengan tema 'Risiko Dehidrasi di Tanah Suci' di Le Meridien Hotel, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Selasa (18/6/2013).

Tak hanya dehidrasi, jemaah haji pun rentan terkena penyakit menular, salah satunya meningitis. Maka dari itu calon jemaah haji harus melakukan vaksin meningitis sebelum terbang ke Tanah Suci.

Tak hanya itu, sambung dr. Tjetjep, batuk dan flu juga sering terjadi karena suhu di Makkah sangat ekstrem. Penularan tuberculosis (TB) juga harus diwaspadai oleh para jemaah.

Lantas bagaimana antisipasinya? dr. Tjetjep menyarankan para jemaah untuk menggunakan masker kain yang bisa digunakan beberapa kali. "Masker usahakan dibasahi dengan sedikit air agar tetap lembab," tuturnya.

Selain penyakit menular, jemaah haji pun kerap terkena penyakit tidak menular. Penyakit yang paling banyak dialami jemaah haji yaitu hipertensi, misalnya pada tahun 2012, sebanyak 40.819 jemaah yang mengalami hipertensi.

dr. Tjetjep pun mengimbau jemaah yang memiliki diabetes melitus (DM) untuk tetap berhati-hati. "Jangan sampai tidak banyak bergerak, lalu menyebabkan kaki bengkak yang berakhir pada amputasi," kata dr. Tjetjep mewanti-wanti.

Penyakit tidak menular lain yang berisiko diderita jemaah haji yaitu jantung, kanker (seperti serviks dan paru-paru), dan penyakit kronis lainnya. Para jemaah haji juga kerap kali mengalami gangguan kejiwaan misalnya depresi, cemas, dan gelisah.

Untuk mengantisipasi segala risiko kesehatan yang bisa dialami jamaah haji, menurut dr.Tjetjep, yang terpenting adalah selalu menjaga kesehatan dan asupan nutrisi dalam tubuh. "Haus nggak haus harus minum, lapar nggak lapar harus makan. Dan jangan lupa jaga asupan cairan dan ion dalam tubuh," kata dr. Tjetjep.

"Risiko kesehatan di sana mulai dari hipertensi, meningitis, sampai kanker," imbuhnya.

(vit/vit)

18 Jun, 2013


-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656114/s/2d6d51d6/l/0Lhealth0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A60C180C1124490C227660A70C7630Cbeda0Eiklim0Eini0Erisiko0Egangguan0Ekesehatan0Ejemaah0Ehaji0Edi0Etanah0Esuci/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
◄ Posting Baru Posting Lama ►
 

Copyright © 2012. Berita Kesehatan Terkini - All Rights Reserved B-Seo Versi 5 by Blog Bamz