Berbagi informasi terkini dari detikcom bersama teman-teman Anda Connect with Facebook
Memang ada beberapa yang benar-benar mengalami nyeri karena kegiatan ringan seperti mengetik, namun dikatakan hal itu sangat jarang terjadi. Kalaupun ada, maka aktivitas itu dilakukan sangat lama dan masih dipengaruhi juga oleh daya tahan orang yang bersangkutan.
Namun menurut Prof David Coggon dari University of Southampton, sebagian besar orang tidak benar-benar mengalami kondisi separah itu. Orang-orang lebih sering merasakan nyeri, justru setelah mengetahui ada penyakit seperti Repetitive Strain Injury.
Dengan kata lain, nyeri yang muncul sebenarnya tidak separah yang dirasakan. Terbukti, laporan kasus Repetitive Strain Injury di berbagai negara menunjukkan angka yang berbeda-beda. Jika memang nyata, seharusnya kondisi ini bisa terjadi di mana-mana.
"Dugaan saya, ini adalah hasil yang menunjukkan perbedaan soal keyakinan dalam hal kesehatan," kata Prof Coggon yang mempresentasikan hasil penelitiannya di Society of Occupational Medicine, seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (18/6/2013).
Dalam penelitian terhadap sejumlah perawat dan pekerja kantoran, Prof Coggon menemukan jumlah kasus yang sangat bervariasi di berbagai negara. Di Inggris, keluhan seperti ini dialami oleh 11 persen responden, di Brazil mencapai 31 persen, sementara di Jepang hanya 2 persen.
Prof Coggon mengatakan perbedaan yang begitu besar kemungkinan terjadi karena tiap negara punya 'repertoar penyakit' sendiri-sendiri. Di Inggris misalnya, orang lebih familiar dengan konsep Repetitive Strain Injury sehingga lebih banyak mengalaminya.
(up/vit)
18 Jun, 2013
-
Source: http://detik.feedsportal.com/c/33613/f/656114/s/2d6c0aa1/l/0Lhealth0Bdetik0N0Cread0C20A130C0A60C180C0A833190C22763760C7630Cilmuwan0Eanggap0Enyeri0Eakibat0Ekelamaan0Emengetik0Ecuma0Esoal0Ekeyakinan/story01.htm
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com